Misionaris Kristen Asing Diminta Tinggalkan Nepal
Sumber: Reuters

Internasional / 1 October 2015

Kalangan Sendiri

Misionaris Kristen Asing Diminta Tinggalkan Nepal

Theresia Karo Karo Official Writer
5141

Usaha pemerintah Nepal untuk menyusun konstitusi baru, berujung pada kerusuhan politik. Klausul anti-konversi yang dimasukkan ke dalam konstitusi baru ini lantas memicu kekhawatiran atas kebebasan beragama di negara tersebut.

Belakangan, Fides.org melaporkan bahwa kelompok ekstrimis Hindu di Nepal telah memperingatkan misionaris Kristen asing untuk meninggalkan negaranya. Melalui selebaran, kelompok ini mengancam dan memperingatkan misionaris asing untuk angkat kaki dari Nepal.

“Kristen telah merusak negara,” tulis selebaran yang dibagikan oleh kelompok ‘Morcha Nepal’. Tidak hanya itu, selebaran tersebut juga menganggap bahwa pengaruh asing juga memanipulasi keputusan pemerintah. 

Meskipun begitu, misionaris Kristen diketahui tetap melanjutkan pelayanannya di Nepal. “Para Misionaris Kristen tetap melanjutkan misi mereka. Mulai dari dari dialog, pemberitaan Injil, dan amal kepada semua orang,” ungkap laporan Fides. 

Di lain pihak, Christian Solidarity Worldwide (CSW) menyatakan bahwa konstitusi baru yang berisi klausul anti-konversi terkait tindakan apapun yang mengubah orang lain dari satu agama ke agama lain, adalah ilegal.

Menurut pihaknya, klausa ini merupakan pelanggaran perjanjian internasional. “Klausa ini dinilai gagal dalam memungkinkan seseorang memilih dan mengubah iman yang dilihat sebagai pilihan positif atau sebagai pemenuhan hak-hak individu, seperti yang dipersyaratkan oleh perjanjian internasional yang telah ditandatangani dan diratifikasi Nepal,” paparnya lewat sebuah penyataan. 

Selain itu, kelompok Hindu radikal juga mengusulkan untuk melaksanakan amandemen piagam dan kembali menyerukan Nepal sebagai negara Hindu. Namun, permintaan tersebut ditolak dan dengan demikian Nepal tetap menjadi negara republik. 

Dari 28 juta penduduk di Nepal, kurang dari 2 persen adalah umat Kristen. Meskipun netralitas agama berlaku, namun serangan bom di dua gereja di wilayah Terai pada awal September diduga menjadi pekerjaan kelompok Hindu radikal, terlihat dari pamflet ekstrimis Hindu yang ditemukan di lokasi kejadian. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Christiantoday/Fides.org by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami